Monday, April 4, 2016

Membangun Brand Melalui Media Promosi yang Berkualitas

                                    

Dewasa ini brand bukan lagi serangkaian nama yang terdengar bagus atau logo unik yang eye-catching dan mudah diingat, walaupun unsur-unsur tersebut tetap tidak bisa kita kesampingkan. Brand kini tidak lagi hanya dimaknai pembeda antara satu produk dengan yang lainnya. Brand kini merupakan identitas suatu institusi atau sebuah produk dan pesan seperti apa yang ingin mereka sampaikan kepada audiens. Orang – orang berlomba membangun brand yang bisa meresap kuat ke dalam benak audiensnya melalui berbagai media dan aktifitas marketing. Salah satu cara menanamkan brand kepada audiens adalah dengan menampilkan identitas brand Anda melalui media visual seperti kemasan produk dan merchandise eksklusif, seperti t-shirt, tas, kalender dan kartu nama.



Desain visual pada sebuah media promosi tentu merupakan hal yang terpenting dalam membangun persepsi brand Anda. Desain promosi atau kampanye Anda tentu harus dibuat dengan baik dan sesuai dengan visi dan misi insitusi, perusahaan atau produk Anda. Sebagai contoh jika Anda adalah partai yang ingin menargetkan peraihan suara dari kalangan pemuda tentu anda harus membuat desain kaos yang keren dan sesuai dengan tren anak muda tanpa mengesampingkan nilai – nilai partai Anda. Sebaliknya jika Anda adalah perusahaan yang berfokus pada produk lampu hemat energi, tentu Anda ingin mengedepankan pentingnya menjaga lingkungan hidup dalam desain yang Anda hadirkan dalam merchandise atau media lainnya.

Selain itu merchandise atau media promosi yang Anda hadirkan juga harus diperhatikan bentuk dan fungsinya. Saat ini kita sudah dapat mendesain USB yang berbentuk logo atau bertuliskan nama brand kita. Kalender tentunya akan sangat berguna dan selalu dilihat seseorang di meja kerjanya.  Saat seseorang sedang memandang kalender tersebut secara bersamaan Ia akan memandang identitas brand Anda dan tertanam di dalam benaknya.

Polo Shirt tentu selalu menjadi favorit banyak orang. Polo Shirt bisa dipakai untuk acara santai maupun semi-formal. Jika kita perhatikan, banyak sekali perusahaan yang sudah memiliki brand kuat bahkan tidak memberikan t-shirt atau merchandise-nya secara cuma - cuma melainkan menjualnya di toko retail maupun online store. Sebut saja brand alat berat Caterpillar yang juga memproduksi Jam atau pabrikan mobil Ferrari yang juga membuat produk-produkfashion. Orang – orang bangga memakai produk fashion tersebut walaupun mereka tidak memiliki sebuah excavator Caterpillar atau satu unit Ferrari Spider karena merchandise – merchandise tersebut memiliki desain yang selaras dengan brand  yang dibangun kedua perusahaan tesebut: elegan, kuat dan mewah. Tentunya masih banyak lagi bentuk media promosi yang dapat Anda hadirkan dengan memperhatikan keselarasan pesan yang ingin Anda sampaikan.



Sayangnya banyak perusahaan atau institusi, terutama yang berskala sedang maupun kecil, belum memahami pentingnya persepsi brand dan cara mengkomunikasikan brand mereka melalui media promosi yang didesain dengan baik. Beberapa perusahaan atau institusi tersebut seringkali tidak memiliki referensi ataupun sumber daya manusia yang mampu mendesain dan menghasilkan sebuah media promosi yang mampu meningkatkan persepsi positif terhadap brand mereka. Padahal persepesi positif pada sebuah brand tentunya dapat membantu meningkatkan penjualan ataupun loyalitas audiens. Persepsi brand yang positif bahkan akan membuat audiens Anda bangga memakai merchandise beridentitas brand Anda serta menceritakan betapa bagusnya produk ataupun institusi Anda. Singkatnya mereka akan menjadi evangelist brand Anda.

Namun masalah – masalah tersebut seharusnya kini sudah tidak lagi menjadi kendala, karena saat ini telah hadir layanan yang dapat membantu anda menghasilkan media promosi yang  berkualitas dan sesuai dengan brand Anda seperti CustomBagus. Layanan CustomBagus bahkan menyediakan jasa konsultasi dan desain gratis apabila di dalam tim Anda tidak ada yang mempunyai pengetahuan akan desain dan komunikasi visual.




Yang tidak kalah menarik, layanan ini juga menjanjikan harga terbaik bagi Anda serta pengiriman gratis hingga akhir April 2016 ini. Namun kita juga perlu sadari bahwa dengan menghadirkan media promosi yang berkualitas baik tentu sejatinya Anda juga sedang berinvestasi, dalam hal ini membangun presepsi positif dan loyalitas audiens  sehingga mereka memaknai perusahaan, institusi atau produk anda sebagai brand yang layak mereka sebarluaskan kepada rekan – rekan dan kerabat mereka. Jika Anda adalah perusahaan yang berorientasi terhadap profit, tentu ini berarti banyak pelanggan baru yang akan datang. Sedangkan jika Anda adalah perusahaan nirlaba, publik tentu akan memiliki kepercayaan yang kuat terhadap institusi Anda. 

Saya jadi teringat sebuah kutipan fenomenal The Joker dalam film The Dark Knight Rises: “It’s not about the money, it’s about sending a message” 

Wednesday, October 3, 2012

Aku dan Ayahbunda - Kegalauan Calon Ayah Muda

Sepertinya baru terjadi kemarin, saya masih ingat betul betapa bahagianya saya ketika istri saya terbangun tengah malam untuk memastikan bahwa mual - mual yang dialaminya beberapa saat sebelumnya adalah kabar baik. Tuhan mendengar doa saya. Dua garis yang tampak diatas testpack, membuat saya secara spontan memeluk istri saya dan melakukan sujud syukur. Memang kami belum lama menikah, tapi memiliki anak adalah ranking teratas dalam list rencana hidup yang kami tulis jauh sebelum kami menikah.

Maka jadilah saya seorang calon ayah muda, yang buta sama sekali tentang bagaimana merawat bayi di zaman yang sudah sangat jauh berbeda dibandingkan dengan saat saya masih dalam buaian ibunda tercinta dulu. Sejumlah penyakit baru bermunculan, berbanding lurus dengan jumlah imunisasi yang ditawarkan lengkap dengan segala kontroversinya. Pikiran saya juga sering membuat perhitungan - perhitungan kasar tentang berapa banyak yang harus saya siapakan untuk memberikannya yang terbaik mulai dari saat dia tiba di dunia ini hingga ia bisa terbang bebas dengan sayapnya yang kokoh kelak. Belum lagi serangkaian mitos tentang merawat bayi dari keluarga, rekan kerja dan sahabat- sahabat yang membuat saya menjadi semakin "Parno". Di awal - awal kehamilan Istri saya, saya sering termenung dan menghela napas. I have no clue, what it takes to be a good Daddy.

Ya, saya sempat melalui fase kegalauan akut, tapi ternyata jalan keluarnya ada di bawah atap ibu mertua saya dimana kakak ipar saya tinggal. Kakak ipar saya yang sangat cerdas tentang segala hal dan secara takdir (saya tak percaya dengan yang namanya kebetulan) juga sedang mengandung 6 bulan lebih dulu dari Istri saya, sedang membaca sebuah majalah. Awalnya saya tidak terlalu memperhatikan majalah yang ia baca, hingga akhirnya ia meletakkanya di atas meja dan saya yang sedang "mati gaya" memutuskan untuk membacanya. Saya masih ingat betul sosok cantik Nadia Mulya sedang menggendong putrinya menjadi terpampang di sampul muka majalah tersebut.Ayahbunda, begitulah nama majalah full color itu. Saya mulai membaca halaman demi halaman yang ternyata seluruhnya menarik dan relevan dengan kebutuhan saya sebagai calon Ayah yang minim informasi. Mulai dari vaksin yang direkomendasikan hingga tips- tips merawat buah hati baik dari segi pertumbuhan fisik dan perkembangan emosionalnya di kupas tuntas dalam artikel - artikel Ayahbunda edisi Juli-Agustus 2010 tersebut. Akhirnya karena belum puas membaca, saya memutuskan membeli juga edisi tersebut untuk kami dalam perjalanan pulang dari rumah Ibu Mertua saya. Sekali lagi saya mendapatkan first impression yang luar biasa dan semakin merasakan manfaat yang begitu besar, ketika saya dan istri, yang Pro-ASI Eksklusif, mendapati bonus buklet ASI Sukses dalam edisi tersebut. Saya semakin "Jatuh Cinta" dengan Ayahbunda dan memutuskan untuk berlangganan, karena menurut saya value yang diberikan oleh Ayahbunda jauh melebihi yang saya investasikan untuk membelinya.

Dan akhirnya, Amelie Naia Rivera, seorang bidadari berbobot 3,1 Kg, tiba di dunia dengan persalinan normal dan tanpa kekurangan satu apapun, Dengan kehadirannya, Saya dan Istri benar-benar menjadi pasangan paling beruntung di dunia. Ayahbunda menjadi teman setia yang tak terpisahkan dalam masa- masa kami merawat dan membesarkannya. Istri saya sangat senang mempraktekan berbagai resep makanan pendamping ASI (MPASI) yang begitu sehat dan bervariasi. Sementara salah satu edisi yang paling berkesan untuk saya adalah Ayahbunda, dengan Andezzz, yang juga musisi favorit saya, menghiasi sampul muka. Edisi tersebut memang merupakan edisi spesial dengan tema utama "Inspiring Dad". Saya merasa edisi tersebut ditulis secara spesial untuk saya dan seluruh ayah muda di luar sana yang ingin menjadi ayah terbaik di Dunia. 

Hingga saya menulis ini, Ayahbunda selalu menjadi "teman" yang kami tunggu kedatangannya di atas meja ruang tamu kecil kami. Naia,yang akan segera menginjak usia 2 tahun, sangat senang melihat-lihat gambar (dan sesekali mencoret-coret,hehe) dalam lembar Buncil meskpun ia belum bisa membaca. Tak cukup hanya berlangganan versi cetaknya, saya juga bergabung dengan laman http://www.ayahbunda.co.id yang tak kalah menarik. Informasi di laman tersebut juga sangat powerful,ditambah dengan adanya forum yang memungkinkan kita untuk saling berbagi informasi dan pengalaman merawat Sang Buah Hati. Saya masih ingat betul artikel  ini: http://www.ayahbunda.co.id/Artikel/Psikologi/perlukah.si.batita.sekolah/001/007/217/1/sekolah+untuk+batita/4 ,menjadi salah satu acuan saya ketika banyak rekan - rekan yang menyarankan putri kamu mengikuti berbagai kelas untuk baby karena minimnya teman sebaya Naia di lingkungan kami.

Dan kini, "teman kesayangan" keluarga kami ini telah mencapai usianya yang ke-35. Dengan segala pengalaman yang telah kami lewati bersama Ayahbunda, kami selalu merekomendasikan teman-teman kami yang sedang dalam masa-masa "kegalauan calon orang tua" seperti kami dulu, untuk mengobati kegalauan mereka dengan menggali sebanyak - banyak informasi dan berlangganan Ayahbunda, Bacaan Pasangan Muda.


Monday, October 31, 2011

Saya melakukannya lagi..

Saya tak ingat lagi berapa banyak hati yang telah tersakiti.
Saya tak dapat menghitung lagi berapa banyak janji yang tak bisa saya tepati.
Saya tak ingat lagi berapa banyak ikrar dan sumpah yang saya langgar.
Saya terus bilang "Ini yang terakhir!Saya berjanji!"
Tapi..

Saya melakukannya lagi..

Tindakan bodoh hasil pemikiran yang pendek,disusul sumpah serapah yang berujung pada tangisan, dan berakhir dengan kata - kata "maafin aku..aku akan berubah", adalah siklus membosankan dan menyedihkan yang terjadi dalam drama saya, mungkin juga beberapa orang lain, entahlah.

Rasanya seperti menonton film yang mudah ditebak jalan ceritanya.
Rasanya seperti deja vu, hanya saja rasanya menyakitkan.

Apa yang tidak lebih bodoh dari jatuh ke lubang yang sama, bukan hanya dua kali, tapi triliunan kali?
Apa yang tidak lebih bodoh dari tetap melakukan perbuatan yang kita sudah hafal mati bahwa konsekuensinya akan sangat buruk?
Apa yang tidak lebih bodoh dari mengucap janji lalu melanggarnya dalam hitungan kurang dari 1 jam?

Saya melakukannya lagi..

Betapapun saya menyesali perbuatan - perbuatan buruk itu, tetap saja..

Saya melakukannya lagi..

Semoga mereka masih punya stok "maaf" yang cukup untuk saya.

Dan semoga saya masih diberi kesempatan untuk berkata,

Saya tidak melakukannya lagi..

Monday, February 28, 2011

Fase

Tak terasa sudah dua dekade lebih saya menjalani kehidupan sebagai manusia.Sebagian fase kehidupan sudah saya lewati, sebagian fase sedang saya jalani, dan sebagian lagi akan saya jalani. Saya menyadari, ternyata sebagian besar fase yang sedang saya jalani adalah untuk mengenang, meratapi, mendendam bahkan kadang menangisi fase yang telah saya lewati. 
Betapa saya lebih sering mengenang kejayaan di fase yang telah saya lewati alih - alih berusaha meraih kejayaan yang lebih besar di fase yang akan datang. 
Betapa saya lebih sering meratapi kehilangan seseorang di fase yang telah  saya lewati alih - alih meneruskan perjuangannya.
Betapa saya lebih sering menyuburkan rasa dendam dan kebencian akan kezaliman di fase yang telah saya lewati alih - alih berusaha memaafkan.
Dan betapa saya lebih sering menangisi segala dosa yang telah lakukan di fase yang telah saya lewati daripada berusaha menebus dan menghindari dosa yang sama di fase yang sedang saya jalani yang akan datang.

Memang hal itu tidak sepenuhnya salah. Bahkan kita dianjurkan untuk menengok fase yang telah kita lewati dan belajar darinya agar kita tidak mengulangi kesalahan yang sama di fase yang sedang maupun yang akan kita jalani. Menengok, bukan Menetap. Karena ada perbedaan sangat besar antara introspeksi, susah move-on dan post-power syndrome.

Dan saya, lebih sering melakukan dua yang terakhir.

Saat menjalani fase - fase dalam kehidupan,saya lebih sering membeku di masa lalu, hingga saya melupakan sesuatu yang lebih penting: Saya hidup untuk masa depan. Saya lupa bahwa banyak hal - hal yang jauh lebih urgent saat ini daripada menatap langit - langit kamar sambil tersenyum - senyum sendiri atau berfantasi tentang cara - cara yang paling "indah" untuk membalas perlakuan orang - orang yang menyakiti saya .

Mungkin butuh puluhan fase bagi saya untuk menyadari kebodohan tersebut. Dan mungkin akan butuh fase yang lebih lama lagi untuk merubahnya. Tapi setelah tanda titik terakhir dalam tulisan ini, saya akan memulainya. Saya tidak akan membiarkan diri saya terlalu lama berhenti di fase yang telah lewat. Lalu saya akan tiba di fase terakhir hidup saya dengan penuh kemenangan. Insya Allah.


fa·se : tingkatan masa (perubahan, perkembangan, dsb)
sumber : http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

Friday, February 25, 2011

Tepat Satu Tahun


Seharusnya saya menulis ini sehari lebih awal. 

Setahun yang lalu saya membacakan ijab kabul di depan ratusan pasang mata. 
Setelah semua keraguan, setelah semua drama, akhirnya saya bisa mempersuntingnya. 
Beberapa orang sangat frontal menentang hubungan kami sementara beberapa yang lain sangat mendukung kami. 
Banyak sekali perbedaan yang kami miliki, bahkan salah satunya begitu besar sampai kami sendiri ragu apakah kami ditakdirkan untuk bersatu.
Tapi ternyata takdir memiliki cara kerjanya sendiri. 
Mungkin ratusan kali,di tengah perdebatan kita baik saat sedang berkencan ataupun di telepon, saya berkata dengan keyakinan yang berlebihan "Chy,kita akan nikah tahun depan (2010)" yang kemudian,ratusan kali pula,dijawab dengan skeptis oleh istri saya. 

Tapi benar kata orang,ucapan kita seringkali adalah doa. 

Pagi itu,tepat hari ini,di tahun yang lalu (2010), Abi, sebutan saya untuk ayah, terbaring lemah didalam ruang ICU. Sementara di ruang tunggu, saya dan Echy yang saat itu masih menjadi kekasih saya,berdebat cukup keras, karena sebagian dari keluarga mengharapkan kami untuk melaksanakan pernikahan di depan Beliau saat kondisinya membaik. Ya,menikah di rumah sakit!!. Echy, tentu saja, merasa hal itu terlalu tiba - tiba, begitu pula dengan saya. Kami memang selalu berkhayal tentang pernikahan, tapi pernikahan dalam khayalan kami adalah pernikahan di salah satu gedung di Jalan Gatot Soebroto dengan pesta yang cukup meriah dan segala pernak - pernik yang dengan senang hati kami urus sendiri. Hanya saja, yang sedang terbaring di dalam sana adalah ayah saya, dan ada perasaan takut yang tak bisa ungkapkan saat itu kepadanya.Oleh karenanya, walaupun saya dihinggapi keraguan, saya meyakinkan diri, dan berusaha meyakinkannya, untuk menikah dalam waktu dekat ini. 

Dalam waktu dekat ini.

Entah kenapa saya tidak menyadari kalimat itu sangat tidak spesifik. Saya tidak menyangka "dalam waktu dekat" itu ternyata begitu dekat.Echy berangkat ke kantornya dengan gusar selepas perdebatan itu, sementara kami sekeluarga tetap setia menunggu harapan di depan kamar ICU. 

Harapan itu tidak pernah datang. 

Jam di dinding memberi tahu kami bahwa waktu dzuhur hampir tiba.Tapi kami,terlalu sibuk untuk saling menenangkan diri. Tak ada yang malu - malu melepas air mata. Ummi, wanita yang Abi saya cintai dengan seluruh hidupnya, terjatuh lemas tak berdaya ke lantai. Sementara nenek saya yang telah membesarkan Abi sendirian sejak kecil tampak begitu merana.

Dia telah pergi. 

Seorang laki - laki yang belum sampai setengah abad usianya, dan memberi begitu banyak kebaikan dalam hidup kami, akhirnya harus pergi, karena sang Takdir yang tak kenal ampun itu, telah menjemputnya.

Saya segera menelepon Echy, dan dibantu oleh rekan - rekannya yang baik hati, dia bergegas meninggalkan kantor. Abi sudah di bawa ke ruang jenazah saat Echy tiba. Perdebatan kami sepanjang pagi seperti menguap begitu saja. Kami terlalu berduka untuk berdebat. Bahkan kami lupa sama sekali soal pernikahan ala sinetron yang tadi kami perdebatkan. 

Ternyata sinetronnya tidak batal tayang, hanya skenarionya telah berubah. 

Pukul 3 sore, iring - iringan jenazah Abi tiba di kediaman kami. Saya, di tengah kesedihan, merasa bingung sekaligus takjub dengan banyaknya orang yang hadir untuk Beliau. Tapi saya tidak heran, Beliau adalah orang terbaik, terendah hati, dan teramah yang saya pernah kenal selama hidup saya.

Saat memasuki pintu rumah, pikiran saya hanya tertuju pada kenyataan bahwa saya dan adik saya kini menajdi anak yatim .Tak ada hal yang lain.Hingga beberapa anggota keluarga, mempertanyakan kesiapan saya untuk menikahi Echy saat itu juga. Benar, memang wacana ini pernah ada,"jika Abi tak sempat menyaksikan dalam keadaan bernyawa, maka menikahlah di depan jenazahnya" kata - kata anggota keluarga saya kembali terngiang. 

Saya terdiam, namun saya tahu tak ada waktu untuk berpikir. Jenazahnya harus segera dimandikan dan dimakamkan. Akhirnya dengan Basmalah, saya menyetujuinya, tentu saja, dengan berbagai pertimbangan. 
Pertama, dalam keadaan normal, kami sering berbicara soal pernikahan, walaupun sering kali diakhiri dengan keraguan karena perbedaan - perbedaan yang ada dia antara kami. 
Kedua, Saya tak tahu apakah Abi bisa menyaksikan pernikahan kami atau tidak, tapi saya harap dia bisa, dan semoga kami dapat membuat perjalanannya di alam barzakh semakin lancar. 
Ketiga, saya, sebagai anak tertua di keluarga kecil kami, otomatis akan jadi pemimpin, dan sebagai pemimpin, saya butuh partner yang hebat. Selama dua tahun berhubungan telah menjadikan kami tim yang hebat. 
Keempat, dari sekian banyak yang hadir dalam hidup saya, dialah yang bisa merubah saya secara perlahan tapi pasti, menjadi seseorang yang lebih baik.Walaupun penyakit lama saya sering kambuh, dia tak pernah bosan dan meninggalkan saya berdua saja dengan segala kebodohan saya. 
Alasan - alasan di atas mungkin tak cukup kuat, tapi saya punya alasan terkuat, setidaknya bagi diri saya sendiri: Saya Mencintai Echy, dan saya ingin terus berada sampingnya sampai malaikat maut menjemput saya. Seperti Abi yang selalu ada untuk Ummi saya. 

Sementara di tempat yang lain,tepatnya dikamar Ummi dan Abi saya, Echy sedang berlinang air mata, bukan hanya karena kepergian Abi, tetapi juga karena saat itu dia merasa sangat tertekan. Pernikahan bukanlah hal main - main. Saat kita maju, pantang untuk mundur, Dan perceraian adalah hal yang paling dia hindari dalam situasi sekeras apapun selama tak ada kezaliman yang nyata. Saya bisa memahami perasaanya. Beberapa orang juga menyarankan padanya untuk menunda hal ini, bila dia tak sepenuhnya yakin dengan keputusannya. Namun dia, entah dengan kekuatan dari mana, berhasil mengalahkan semua ego-nya dan duduk bersanding dengan saya di depan jenazah Abi yang telah dimandikan. 

Dia tampak begitu cantik, dengan pakaian yang begitu bersahaja. 

Semuanya yang melekat di tubuhnya hanyalah pinjaman dari lemari Ummi saya. Namun saya tak pernah melihatnya secantik itu. Kepala yang ditutupi oleh jilbab putih membuat wajahnya yang sembab tampak bercahaya, dan pakaian panjang yang menutup rapat seluruh auratnya membuatnya tampak begitu anggun. Ah, saya rela memberikan apapun untuk melihatnya seperti itu lagi.. 

Dengan cincin kawin, yang juga merupakan pinjaman dari Ummi, Kami menajalankan prosesi akad nikah yang tak pernah terlintas sedikitpun di benak kami . Pernikahan tersebut, seperti yang saya sebutkan sebelumnya, disaksikan oleh ratusan pasang mata. Mereka yang datang untuk melepas Abi, mungkin tak pernah menyangka akan menghadiri pernikahan disaat yang sama, Di hari itu kata "Turut Berduka" dan "Selamat" terus terdengar. Dan hari itu, Echy , adalah salah satu mimpi yang berhasil saya dapatkan. Salah satu doa yang Allah kabulkan, walaupun dengan cara yang tak pernah saya bayangkan. Walaupun saya harus kehilangan seseorang yang juga sangat berharga. 

Selain dirinya, yang paling saya sayangi dari Echy adalah keluarganya, terutama Ibu dan Ayahnya. Mereka dengan ikhlasnya menyerahkan putri bungsu yang telah mereka rawat selama bertahun - tahun kepada saya yang belum memiliki kualifikasi apapun untuk menjadi suaminya. Bahkan Ayahnya ikhlas menjadi wali dalam pernikahan penuh duka itu. Kakak -kakaknya tak pernah sekalipun menyalahkan keputusan kami, bahkan sebaliknya, selalu membantu kami dalam menjalani kehidupan yang sama sekali baru bagi kami. Mereka bukan sekedar mertua ataupun ipar bagi saya. Mereka adalah keluarga saya.

Dan hari ini,tepat satu tahun, 24 Februari datang lagi. Tepat satu tahun Abi pergi meninggalkan kami dengan kenangan indah dan tanggung jawab yang besar. Tepat satu tahun saya dan Echy bersama sebagai suami istri. Dan kini tim kami telah bertambah, dengan tibanya "kami" kecil sebulan yang lalu di dunia ini. Tepat satu tahun lalu saya dibuat takjub oleh cara kerja sang Takdir. 

Tepat satu tahun yang lalu hidup saya dimulai.

Bukan Hanya Sekedar Nama


Semua bermula di suatu penghujung malam, ketika istri saya mengumumkan hasil yang ditunjukkan oleh test-pack.

Positif.

Saya tidak bisa menemukan kata-kata yang lebih baik dari kata “bahagia” untuk menggambarkan perasaan saya saat itu. Terlebih ketika dokter mengkonfirmasi berita gembira itu. Saya tak pernah mengira Allah menjawab doa saya dengan begitu cepat. Dan pada saat saya menulis ini,tak terasa,usia kandungan istri saya sudah mencapai 32 minggu, artinya, Insya Allah beberapa minggu lagi Putri pertama kami tiba di dunia ini.

Ya,kami sudah mengetahui bahwa yang hadir adalah seorang Putri lewat pemindai 4 Dimensi yang Insya Allah 99% akurat.

Beberapa bulan,setelah pengumuman bersejarah nan indah itu,saya dan istri sudah ‘ga sabaran’ untuk mencari nama untuk bayi kami.Namun entah mengapa semua yang terpikir adalah nama bayi perempuan,bersyukur ternyata memang bayi perempuan-lah yang diamanahkan Allah kepada kami.

Setelah googling dan pencarian di setiap literatur yang ada,kami berhasil merangkai sebuah nama:

Amelie Naia Rivera.

Mungkin banyak dari keluarga,kerabat,dan orang – orang yang mengenal saya,mengharapakan nama yang lebih islami yang menjadi pilihan kami. Tapi saya punya keyakinan bahwa islam adalah agama yang bersifat universal. Saya yakin,selama kita melakukannya dengan keikhlasan,penuh pengharapan dan hanya ditujukan kepada Sang Penguasa Hari Pembalasan ,doa dalam bahasa apapun Insya Allah akan sampai ke langit (walaupun saya tidak setuju dengan solat bilingual loh :p). Begitu pula halnya dengan nama yang akan kami berikan untuk putri kami. 

Tapi mengapa Amelie Naia Rivera? 

Secara harfiah, Amelie adalah sebuah nama dari bahasa Perancis yang artinya Rajin. 

Kenapa saya memilih kata “Rajin” di sepenggal doa yang saya titipkan didalam namanya? 

Karena saya,secara personal,adalah orang yang tersiksa oleh ‘kemalasan’. Dan kemalasan sudah terlalu sering mengurung saya di dalam penyesalan. Dan saya tidak mau dia merasakan penderitaan yang sama.

Dengan menjadi seseorang yang rajin beribadah,dia akan mendapat kemuliaan di akhirat kelak. 
Dengan menjadi seseorang yang rajin belajar,dia akan dikaruniai kepandaian dan pengetahuan yang luas.
Dengan menjadi seseorang yang rajin bekerja, dia akan mendapatkan rezeki yang banyak. 
Dengan menjadi seseorang yang rajin menabung,dia akan punya cukup banyak simpanan untuk masa depannya kelak. 
Dengan menjadi seseorang yang rajin berbuat kebaikan,dia akan memiliki banyak orang yang mencintainya di sekelilingnya. 
Itu hanya sekelumit dari hal- hal yang dia dapatkan jika berhasil mengalahkan kemalasan.Jika dia,seperti namanya,menjadi seseorang yang rajin.dalam hal kebaikan tentunya. 

Lalu bagaimana dengan Naia Rivera? 

Naia adalah nama dari bahasa Persia yang berarti mengalir atau berkembang,sedangkan Rivera,berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang berarti Sungai. 

Ya, Naia Rivera adalah Sungai yang Mengalir. Saya membayangkan sebuah sungai indah dan jernih yang mengalir di sepanjang hutan tropis dan bermuara di lautan luas. Sungai itu juga memliki manfaat bagi penduduk yang tinggal dekat dengannya. Ikan – ikan yang ada didalamnya menjadi lauk pauk bagi mereka. Sementara kekuatannya dapat menyalakan listrik satu desa dan memberikan penerangan.
Begitulah saya ingin dia menjalani hidup.Mengalir dengan indah,membawa banyak kebaikan dan manfaat bagi kehidupan di sekitarnya dan bermuara pada lautan luas bernama Kemuliaan dan Surga Allah. Dan seperti namanya pula saya berdoa agar rezeki dan keberkahan selalu mengalir untuknya.

Mungkin beberapa orang berpendapat nama putri saya terlalu kebarat – baratan dan akan “kebanting” jadinya jika ternyata wajahnya sangat Indonesia sekali. Tapi biarlah, bagi saya semua orang tua psti menginginkan yang terbaik untuk anaknya,termasuk nama yang akan mereka sandang seumur hidup mereka. Lagi pula, bukanlah suatu dosa ataupun aib jika,maaf,seorang anak yang bahkan menderita cacat fisik di beri nama seindah Zahra atau Rachel. Bahkan jika saja mungkin bagi saya untuk membubuhkan semua nama indah di dunia ini di dalam rangakaian nama putri kami, pastilah saya sudah melakukannya. 

Dan memang Amelie Naia Rivera belum tiba di alam dunia. Dia masih menikmati kedamaian di dalam rahim ibunya. Namun saat dia tiba nanti, kami sudah sangat siap menyambutnya dengan begitu banyak cinta. Kami siap membantunya untuk menjadi seorang Putri yang anggun dan kuat. Yang memiliki kecerdasan seorang Ibnu Sina,dan memiliki ahlak seindah Aisyah RA, serta keimanan sekuat baja milik Siti Masitoh. 

Ah,andai Ayah saya masih ada disini,dia pasti akan menjadi salah seorang yang paling bahagia menyambutnya. Tapi saya yakin, tak ada pertemuan seindah pertemuan di Surga.Insya Allah. 

Notes : Ini adalah tulisan yang saya tulis tanggal 3 Desember 2010, dan 41 hari kemudian, tepatnya hari Kamis, tanggal 13 Januari 2011 pukul 09.45 WIB, Amelie Naia Rivera lahir dengan selamat tanpa kurang satu apapun. Saya tak bisa lebih bahagia dari hari itu.